MANUSIA
DAN KEBUDAYAAN
1. Pengertian
Manusia
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda dari segi biologis, rohani, dan
istilah kebudayaan,
atau secara campuran. Secara biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo
sapiens (Bahasa
Latin yang berarti
"manusia yang tahu"), sebuah spesies primatadari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal
kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsepjiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti
dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk
hidup; dalammitos,
mereka juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka dijelaskan
berdasarkan penggunaan bahasanya,
organisasi mereka dalam masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya,
dan terutama berdasarkan kemampuannya untuk membentuk kelompok, dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.
Penggolongan
manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis
kelaminnya. Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir
entah laki-laki atau perempuan.
Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa sebagai pria. Anak muda
perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa sebagai wanita.
Penggolongan
lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi, balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan
(orang) tua.
Selain
itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan ciri-ciri
fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan), afiliasi
sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ, anggota
partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga jauh,
keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain
sebagainya.
Tokoh adalah istilah untuk orang yang tenar,
misalnya 'tokoh politik', 'tokoh yang tampil dalam film', 'tokoh yang menerima
penghargaan' dan lain-lain.
1.1 Ciri-ciri Fisik
Dalam
biologi, manusia biasanya dipelajari sebagai salah satu dari berbagai spesies di muka Bumi. Pembelajaran
biologi manusia kadang juga diperluas ke aspek psikologis serta ragawinya,
tetapi biasanya tidak ke kerohanian atau keagamaan. Secara biologi, manusia
diartikan sebagai hominid dari spesies Homo
sapiens. Satu-satunya subspesies yang tersisa dari Homo Sapiens ini
adalah Homo sapiens sapiens.
Mereka biasanya dianggap sebagai satu-satunya spesies yang dapat bertahan hidup
dalam genus Homo.
Manusia menggunakan daya penggerak bipedalnya (dua kaki) yang sempurna. Dengan
adanya kedua kaki untuk menggerakan badan, kedua tungkai depan dapat digunakan
untuk memanipulasi obyek menggunakan jari jempol (ibu jari).
Rata-rata
tinggi badan perempuan dewasa Amerika adalah 162 cm (64 inci) dan
rata-rata berat 62 kg (137 pound). Pria umumnya lebih besar: 175 cm
(69 inci) dan 78 kilogram (172 pound). Tentu saja angka tersebut hanya rata rata,
bentuk fisik manusia sangat bervariasi, tergantung pada faktor tempat, dan
sejarah. Meskipun ukuran tubuh umumnya dipengaruhi faktor keturunan, faktor lingkungan dankebudayaan juga dapat memengaruhinya, seperti gizi makanan.
Anak
manusia lahir setelah sembilan bulan dalam masa kandungan, dengan
berat pada umumnya 3-4 kilogram (6-9 pound) dan 50-60 centimeter (20-24 inci)
tingginya. Tak berdaya saat kelahiran, mereka terus bertumbuh selama beberapa
tahun, umumnya mencapai kematangan seksual pada sekitar umur 12-15 tahun. Anak
laki-laki masih akan terus tumbuh selama beberapa tahun setelah ini, biasanya
pertumbuhan tersebut akan berhenti pada umur sekitar 18 tahun.
1.1 Sebuah kerangka
manusia.
Warna kulit manusia bervariasi dari hampir hitam
hingga putih kemerahan. Secara umum, orang dengan nenek moyang yang berasal
dari daerah yang terik mempunyai kulit lebih hitam dibandingkan dengan orang
yang bernenek-moyang dari daerah yang hanya mendapat sedikit sinar matahari.
(Namun, hal ini tentu saja bukan patokan mutlak, ada orang yang mempunyai nenek
moyang yang berasal dari daerah terik, dan kurang terik; dan orang-orang
tersebut dapat memiliki warna kulit berbeda dalam lingkup spektrumnya.)
Rata-rata, wanita memiliki kulit yang sedikit lebih
terang daripada pria.
Perkiraan
panjang umur manusia pada kelahiran mendekati 80 tahun di negara-negara makmur,
hal ini bisa tercapai berkat bantuan ilmu pengetahuan, dan teknologi.
Jumlah orang yang berumur seratus tahun ke atas di dunia diperkirakan berjumlah [1] sekitar 50,000 pada tahun 2003. Rentang hidup
maksimal manusia diperhitungkan sekitar 120 tahun.
Sementara
banyak spesies lain yang punah, Manusia dapat tetap eksis, dan berkembang
sampai sekarang. Keberhasilan mereka disebabkan oleh daya intelektualnya yang
tinggi, tetapi mereka juga mempunyai kekurangan fisik. Manusia cenderung
menderita obesitas lebih dari primata lainnya. Hal ini
sebagian besar disebabkan karena manusia mampu memproduksi lemak tubuh lebih
banyak daripada keluarga primata lain. Karena manusia merupakan bipedal semata
(hanya wajar menggunakan dua kaki untuk berjalan), daerah pinggul, dan tulang
punggung juga cenderung menjadi rapuh, menyebabkan kesulitan dalam bergerak
pada usia lanjut. Juga, manusia perempuan menderita kerumitan melahirkan anak
yang relatif (kesakitan karena melahirkan hingga 24 jam tidaklah umum). Sebelum
abad ke-20, melahirkan merupakan siksaan berbahaya bagi beberapa wanita, dan
masih terjadi di beberapa lokasi terpencil atau daerah yang tak berkembang di dunia
saat ini.
1.2 Ciri-ciri Mental
Banyak
manusia menganggap dirinya organisme terpintar dalam kerajaan hewan, meski ada
perdebatan apakah cetaceans sepertilumba-lumba dapat saja mempunyai intelektual
sebanding. Tentunya, manusia adalah satu-satunya hewan yang terbukti
berteknologi tinggi. Manusia memiliki perbandingan massa otak dengan tubuh
terbesar di antara semua hewan besar (Lumba-lumba memiliki yang kedua terbesar; hiu memiliki yang terbesar untuk ikan; dan gurita memiliki yang tertinggi untuk invertebrata).
Meski bukanlah pengukuran mutlak (sebab massa otak minimum penting untuk fungsi
"berumahtangga" tertentu), perbandingan massa otak dengan tubuh
memang memberikan petunjuk baik dari intelektual relatif. (Carl Sagan, The Dragons of Eden, 38)
Kemampuan
manusia untuk mengenali bayangannya dalam cermin, merupakan salah satu hal yang
jarang ditemui dalam kerajaan hewan. Manusia adalah satu dari empat spesies
yang lulus tes cermin untuk pengenalan pantulan diri - yang
lainnya adalah simpanse, orang utan,
dan lumba-lumba.
Pengujian membuktikan bahwa sebuah simpanse yang sudah bertumbuh sempurna
memiliki kemampuan yang hampir sama dengan seorang anak manusia berumur empat
tahun untuk mengenali bayangannya di cermin.
Pengenalan
pola (mengenali susunan
gambar, dan warna serta meneladani sifat) merupakan bukti lain bahwa manusia
mempunyai mental yang baik.
Kemampuan
mental manusia, dan kepandaiannya, membuat mereka, menurut Pascal,
makhluk tersedih di antara semua hewan. Kemampuan memiliki perasaan,
sepertikesedihan atau kebahagiaan,
membedakan mereka dari organisme lain, walaupun pernyataan ini sukar dibuktikan
menggunakan tes hewan. Keberadaan manusia, menurut sebagian besar ahli
filsafat, membentuk dirinya sebagai sumber kebahagiaan.
2. Hakikat
Manusia
Hakikat manusia
adalah pembentukan kebudayaan dikarenakan manusia dihadapkan pada
persoalan yang meminta pemecahan dan penyelesaian. Dalam rangka survive manusia
mampu memenuhi apa yang menjadi kebutuhannya sehingga manusia melakukan
berbagai cara. Dimana memiliki peran ataupun fungsi yang harus dijalankan
oleh setiap
manusia. Sesungguhnya hakikat manusia adalah
mahluk yang bertanggung jawab atas tindakannya dan manusia diberi naluri.
Naluri
adalah semacam dorongan alamiah dari dalam diri manusia untuk memikirkan serta
menyatakan suatu tindakan. Setiap makluk hidup memiliki dorongan yang dapat
diekspresikan secara spontan sebagai tanggapannya kepada stimulus yang muncul
dari dalam diri atau dari luar dirinya.
Naluri
ini tidak setiap waktu muncul yang baik tetapi kadang muncul naluri kejahata.
Namun pada hakikatnya atas tindakan kebaikan maupun kejahatan manusia memiliki
tanggung jawab.
Hakikat
manusia adalah sebagai berikut ;
Individu
yang mmiliki sifat rasional yang bertanggung jawab atas tingkah laku
intlektual. Yang mengarahkan dirinya ke tujuan yang positif mampu mengatur
dan mengontrol dirinya dan mampu menentukan nasibnya.
Individu
yang dalam hidupnya selalu melibatkan dirinya dalam usaha untuk mewujudkan
dirinya sendiri, membantu orang lain dan membuat dunia lebih baik untuk
ditempati.
Hakikat
Manusia Dalam Wujud dan Sifatnya
Mengenai
wujud sifat hakikat manusia (yang tidak dimiliki oleh hewan), akan dipaparkan
oleh paham eksistensialisme dengan tujuan agar menjadi masukan dalam membenahi
konsep pendidikan, yaitu:
·
Kemampuan Menyadari Diri
·
Kemampuan Bereksistensi
·
Kata Hati
·
Moral
·
Tanggung Jawab
·
Rasa Kebebasan
·
Kewajiban dan Hak
·
Kemampuan Menghayati Kebahagian
Menurut
Berbagai Sumber
·
Aliran hindu :manusia adalah makhluk
atman (makhluk yang langsung datang dari Tuhan)
·
Aliran Budha :manusia adalah makhluk
sengsara
·
Ahli psikologi :manusia adalah
perwujudan aktivitas rohani
·
Pemikir kuno :manusia adalah makhluk
manifestasi yang sempurna dari Tuhan
·
Aliran biologi :manusia adalah
perwujudan ragawi
·
Socrates :hakikat manusia terletak pada
budi pekertinya
·
Spinosa :hakikat manusia sama dengan
hakikat Tuhan dan alam semesta
·
Aliran humanisme :manusia adalah makhluk
menyeluruh antara ragawi dan rohani.
3. Kebudayaan Bangsa Timur
Kepribadian
diartikan sebagai suatu pola sikap yang mencerminkan sifat atau karakter
seseorang dengan lingkungannya. Kepribadian bangsa timur dapat diartikan
sebagai suatu sikap yang dimiliki oleh suatu negara yang menentukan penyesuaian
dirinya yang unik terhadap lingkungannya. Kepribadian bangsa timur pada umumnya
merupakan kepribadian yang mempunyai sifat tepo seliro atau memiliki sifat
toleransi yang tinggi. Dalam berdemokrasi bangsa timur umumnya aktif dalam
mengutarakan aspirasi rakyat. Seperti di negara Korea, dalam berdemokrasi
mereka duduk sambil memegang poster protes dan di Negara Thailand, mereka
berdemokrasi dengan tertib dan damai.
Kepribadian bangsa timur juga
identik dengan tutur kata yang lemah lembut dan sopan dalam bergaul maupun
dalam berpakaian. Terdapat ciri khas dalam berbagai negara yang mencerminkan
negara tersebut memiliki suatu kepribadian yang unik. Misalnya masyarakat
Indonesia khususnya daerah Jawa. Sebagian besar mereka bertutur kata dengan
lembut dan sopan. Dan terdapat beberapa aturan atau larangan yang tidak boleh
dilakukan menurut versi orang dulu yang sebenarnya menurut orang Jawa itu suatu
nasihat yang membangun. Misalnya tidak boleh duduk di depan pintu. Hal tersebut
merupakan ciri khas kepribadian yang unik.
Bangsa timur erat kaitannya dengan
rasa sosialisasi dan rasa solidaritas yang tinggi. Misalnya saling tolong
menolong dan bergotong royong yang dilakukan bersama-sama. Hal tersebut bagi
bangsa timur merupakan suatu sikap yang bertujuan untuk mempererat tali
persaudaraan. Bangsa timur juga memiliki kebudayaan yang masih kental dari negara
atau daerah masing-masing. Masih ada adat-adat atau upacara tertentu yang masih
dilaksanakan oleh bangsa timur. Misalnya bangsa Indonesia masih banyak yang
melaksanakan upacara-upacara adat dan tarian khas dari masing-masing daerah.
Contohnya daerah Bali yang masih melaksanakan tarian khas daerahnya yaitu
tarian pendet, kecak, tarian barong. Terbuka dengan negara lain merupakan salah
satu kepribadian yang dimilki oleh bangsa timur. Mereka menjalin kerjasama
antara bangsa yang satu dengan bangsa yang lain yang tergabung dalam ASEAN.
1.
Penegertian
Kebudayaan
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa
Sanskerta yaitu buddhayah, yang merupakan
bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai
hal-hal yang berkaitan dengan budi, dan akal manusia.
Dalam bahasa
Inggris, kebudayaan disebut culture,
yang berasal dari kata Latin Colere, yaitu mengolah atau
mengerjakan. Bisa diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani. Kata culture juga kadang diterjemahkan sebagai
"kultur" dalam bahasa Indonesia.
Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang, dan diwariskan
dari generasi ke generasi.[1] Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan
karya seni.[1] Bahasa,
sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis. Ketika
seseorang berusaha berkomunikasidengan orang-orang yang berbeda budaya, dan
menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu dipelajari.[1]
Budaya
adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya bersifat kompleks, abstrak, dan
luas. Banyak aspek budaya turut menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur
sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia.[2]
Beberapa
alasan mengapa orang mengalami kesulitan ketika berkomunikasi dengan orang dari
budaya lain terlihat dalam definisi budaya: Budaya
adalah suatu perangkat rumit nilai-nilai yang dipolarisasikan oleh suatu citra
yang mengandung pandangan atas keistimewaannya sendiri."Citra yang
memaksa" itu mengambil bentuk-bentuk berbeda dalam berbagai budaya seperti
"individualisme kasar" di Amerika,
"keselarasan individu dengan alam" di Jepang dan "kepatuhan kolektif" di Cina.
Citra
budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya dengan
pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan nilai logisyang dapat
dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk memperoleh rasa
bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.
Dengan
demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang koheren untuk
mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya meramalkan perilaku
orang lain. Kebudayaan sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Melville J.
Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala sesuatu yang
terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh
masyarakat itu sendiri. Istilah untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
Herskovits
memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
Menurut
Andreas Eppink, kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian nilai sosial,norma
sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius,
dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual, dan artistik yang
menjadi ciri khas suatu masyarakat.
Menurut
Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
Menurut
Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Dari
berbagai definisi tersebut, dapat diperoleh pengertian mengenai kebudayaan
adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan, dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak.
Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai
makhluk yang berbudaya, berupa perilaku, dan benda-benda yang bersifat nyata,
misalnya pola-pola perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial,
religi, seni, dan lain-lain, yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia
dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
2.
Unsur-unsur
Kebudyaan
1. Sistem Religi (sistem kepercayaan).
Merupakan produk
manusia sebagai homo religieus.
Manusia yang memiliki kecerdasan pikiran dan
perasaan luhur, tanggap bahwa di atas kekuatan dirinya
terdapat kekuatan lain yang maha besar. Karena itu manusia takut,
sehingga menyembahnya dan lahirlah
kepercayaan yang sekarang menjadi agama.
2. Sistem organisasi kemasyarakatan.
Merupakan produk dari manusia sebagai
homo socius. Manusia sadar bahwa tubuhnya lemah, namun memiliki akal, maka
disusunlah organisasi kemasyarakatan dimana manusia bekerja
sama untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.
3. Sistem pengetahuan.
Merupakan produk manusia
sebagai homo sapiens. Pengetahuan dapat
diperoleh dari pemikiran sendiri, disamping itu didapat juga dari
orang lain. Kemampuan manusia mengingat-ingat apa yang telah
diketahui kemudian menyampaikannya kepada orang lain
melalui bahasa. menyebabkan pengetahuan menyebar luas.
Lebih-lebih bila pengetahuan itu dibukukan, maka
penyebarannya dapat dilakukan dari satu generasi ke
generasi berikutnya.
4. Sistem mata
pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi.
Merupakan produk manusia sebagai homo economicus
menjadikan tingkat kehidupan manusia secara umum terus
meningkat,
5. Sistem Teknologi
dan Peralatan.
Merupakan produk dari
manusia sebagai homo faber. Bersumber dari pemikirarmya yang
eerdas dan dibantu dengan
tangannya yang dapat memegang
sesuatu dengan erat,manusia dapat membuat dan
mempergunakan alat. Dengan alat-alat ciptaannya itulah
manusia dapat lebih mampu meneukupi
kebutuhannya daripada binatang
6. Bahasa.
Merupakan produk
dari manusia sebagai homo longuens. Bahasa
manusia pada mulanya diwujudkan dalam bentuk
tanda (kode) yang kemudian disempumakan dalam bentuk
bahasa lisan, dan akhimya menjadi bentuk
bahasa tulisan.
7. Kesenian.
Merupakan
hasil dari manusia sebagai homo
aestetieus. Setelah manusia dapat mencukupi
kebutuhan fisiknya, maka dibutuhkan kebutuhan psikisnya
untuk dipuaskan. Manusia bukan lagi semata-mata
memenuhi kebutuhan isi perut saja, mereka juga perlu
pandangan mata yang indah, suara yang merdu, yang
semuanya dapat dipenuhi melalui kesenian, Cultural-universal
tersebut, dapat dijabarkan lagi ke dalam
unsur-unsur yang lebih kecil. Disebut kegiatan-kegiatan
kebudayaan atau cultural activity Contoh cultural
universal pencaharian hidup dan ekonomi, antara
lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian,
peternakan, sistem produksi, sistem distribusi, dll. Cultural
activity dapat dibagi lagi menjadi unsur-unsur yang
lebih kecil lagi yang disebut
trait-complex.Misalnya kegiatan pertanian
menetap meliputi unsur-unsur irigasi,
sistem pengolahan tanah dengan baiak, sistem hak milik atas
tanah, dan lain sebagainya. Selanjutnya trait-complex mengolah tanah
dengan bajak, akan dapat dipecah-pecah ke dalam unsur-unsur yang lebih
kecil lagi,misalnya hewan-hewan yang menarik bajak,teknik mengendalikan
bajak, dan seterusnya. Akhimya sebagai unsur kebudayaanterkecil yang membentuktrait.
adalahitems contoh, alat bajak terdiri dari gabungan alat-alat atau
bagian-bagian yang lebih kecil lagi yang dapat dilepaskan, akan tetapi pada
hakekatnya merupakan suatu kesatuan. Masalah lain yang juga penting tentang
kebudayaan adalah wujudnya. Pendapat umum mengatakan. bahwa kebudayaan dapat
dibedakan dalam dua bentuk wujudnya. Pertama, kebudayaan bendaniah (material)
dengan ciri dapat dirasa saja. Kedua, kebudayaan rohaniah (spiritual) dengan
ciri dapat dirasa saja.
3.
Wujud
Kebudayaan
Terdapat
3 wujud kebudayaan, yaitu
- ide/
gagasan : suatu pola pikir, contoh wujud kebudayaan dari gagasan pada
masyarakat yogyakarta ialah mempercayai adanya hal hal yang berbau
mistis,seperti mempercayai benda benda pusaka, makna motif batik dan lain
lainnya
- aktifitas
: kegiatan/tindakan yang di lakukan masyarakat. contoh wujud
kebudayaan dari aktifitas pada masyarakat yogyakarta ialah siraman
pusaka,labuhan,pemberian sesajen padatempat yang di anggap terdapat
sesepuh yang telah tiada, dan lainnya
- hasil
budaya : berupa suatu peninggalan,hasil karya/benda/fisik. contoh wujud
kebudayaan dari hasil budaya pada masyrakat yogyakarta ialah keraton,alun
alun,batik,keris dan lainny
Menurut J.J. Hoenigman,
wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga: gagasan, aktivitas, dan artefak.
- Gagasan(Wujudideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan, dan sebagainya yang sifatnya abstrak; tidak dapat diraba atau disentuh. Wujud kebudayaan ini terletak dalam kepala-kepala atau di alam pemikiran warga masyarakat. Jika masyarakat tersebut menyatakan gagasan mereka itu dalam bentuk tulisan, maka lokasi dari kebudayaan ideal itu berada dalam karangan dan buku-buku hasil karya para penulis warga masyarakat tersebut. - Aktivitas(tindakan)
Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu. Wujud ini sering pula disebut dengan sistem sosial. Sistem sosial ini terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi, mengadakan kontak, serta bergaul dengan manusialainnya menurut pola-pola tertentu yang berdasarkan adat tata kelakuan. Sifatnya konkret, terjadi dalam kehidupan sehari-hari, dan dapat diamati dan didokumentasikan. - Artefak(karya)
Artefak adalah wujud kebudayaan fisikyang berupa hasil dari aktivitas, perbuatan, dan karya semua manusia dalam masyarakat berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat diraba, dilihat, dan didokumentasikan. Sifatnya paling konkret diantara ketiga wujud kebudayaan.
Berdasarkan
wujudnya tersebut, kebudayaan dapat digolongkan atas dua komponen utama:
- Kebudayaan material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yang nyata, konkret. Termasuk dalam kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi: mangkuk tanah liat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan material juga mencakup barang-barang, seperti televisi, pesawat terbang, stadion olahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci. - Kebudayaan nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yang diwariskan dari generasi ke generasi, misalnya berupa dongeng, cerita rakyat, dan lagu atau tarian tradisional.
4.
Orientas Ilmu Kebudayaan
Kluckhohn
dalam Pelly (1994) mengemukakan
bahwa nilai budaya merupakan sebuah
konsep beruanglingkup luas yang hidup dalam
alam fikiran sebahagian besar warga suatu masyarakat, mengenai apa yang
paling berharga dalam hidup. Rangkaian konsep itu satu sama lain saling
berkaitan dan merupakan sebuah sistem nilai – nilai budaya.
Secara
fungsional sistem nilai ini mendorong individu
untuk berperilaku seperti apa yang ditentukan.
Mereka percaya, bahwa hanya dengan berperilaku
seperti itu mereka akan berhasil (Kahl, dalam Pelly:1994). Sistem nilai itu
menjadi pedoman yang melekat erat secara emosional pada diri seseorang atau
sekumpulan orang, malah merupakan tujuan hidup yang diperjuangkan. Oleh karena
itu, merubah sistem nilai manusia tidaklah mudah, dibutuhkan waktu. Sebab,
nilai – nilai tersebut merupakan wujud ideal dari
lingkungan sosialnya. Dapat pula dikatakan bahwa
sistem nilai budaya suatu
masyarakat merupakan wujud
konsepsional dari kebudayaan mereka, yang seolah – olah berada
diluar dan di atas para individu warga masyarakat itu.
Ada lima masalah
pokok kehidupan manusia dalam setiap kebudayaan yang dapat ditemukan secara
universal. Menurut Kluckhohn dalam Pelly (1994) kelima masalah pokok
tersebut adalah: (1) masalah hakekat hidup, (2) hakekat kerja atau karya
manusia, (3) hakekat kedudukan manusia dalam ruang dan waktu, (4) hakekat hubungan
manusia dengan alam sekitar, dan (5) hakekat dari hubungan manusia dengan
manusia sesamanya.
Berbagai
kebudayaan mengkonsepsikan masalah
universal ini dengan berbagai variasi
yang berbeda – beda. Seperti masalah
pertama, yaitu mengenai hakekat hidup manusia. Dalam banyak
kebudayaan yang dipengaruhi oleh agama Budha misalnya, menganggap hidup itu
buruk dan menyedihkan. Oleh karena itu pola kehidupan masyarakatnya berusaha
untuk memadamkan hidup itu guna mendapatkan nirwana,
dan mengenyampingkan segala
tindakan yang dapat menambah rangkaian hidup kembali
(samsara) (Koentjaraningrat, 1986:10). Pandangan seperti ini
sangat mempengaruhi wawasan dan makna
kehidupan itu secara keseluruhan. Sebaliknya banyak kebudayaan yang
berpendapat bahwa hidup itu baik. Tentu konsep – konsep kebudayaan yang berbeda
ini berpengaruh pula pada sikap dan wawasan mereka.
Masalah
kedua mengenai hakekat kerja atau karya dalam
kehidupan. Ada kebudayaan yang memandang bahwa kerja itu sebagai
usaha untuk kelangsungan hidup (survive) semata. Kelompok ini kurang tertarik
kepada kerja keras. Akan tetapi ada juga yang menganggap kerja untuk
mendapatkan status, jabatan dan kehormatan. Namun, ada yang berpendapat bahwa
kerja untuk mempertinggi prestasi. Mereka ini berorientasi kepada prestasi
bukan kepada status.
Masalah
ketiga mengenai orientasi manusia terhadap waktu.Ada budaya yang memandang
penting masa lampau, tetapi ada yang melihat masa kini sebagai focus usaha
dalam perjuangannya. Sebaliknya ada yang jauh melihat kedepan. Pandangan yang
berbeda dalam dimensi waktu ini sangat mempengaruhi perencanaan hidup
masyarakatnya.
Masalah
keempat berkaitan dengan kedudukan fungsional manusia terhadap
alam. Ada yang percaya bahwa alam itu dahsyat dan mengenai kehidupan
manusia. Sebaliknya ada yang menganggap alam sebagai anugerah Tuhan Yang Maha
Esa untuk dikuasai manusia. Akan tetapi, ada juga kebudayaan ingin mencari
harmoni dan keselarasan dengan alam. Cara pandang ini akan berpengaruh terhadap
pola aktivitas masyarakatnya.
Masalah
kelima menyangkut hubungan antar manusia. Dalam banyak kebudayaan hubungan ini
tampak dalam bentuk orientasi berfikir, cara bermusyawarah, mengambil keputusan
dan bertindak. Kebudayaan yang menekankan hubungan horizontal (koleteral) antar
individu, cenderung untuk mementingkan hak azasi, kemerdekaan dan kemandirian
seperti terlihat dalam masyarakat – masyarakat eligaterian. Sebaliknya
kebudayaan yang menekankan hubungan vertical cenderung untuk mengembangkan
orientasi keatas (kepada senioritas, penguasa atau pemimpin). Orientasi ini
banyak terdapat dalam masyarakat paternalistic (kebapaan). Tentu saja pandangan
ini sangat mempengaruhi proses dinamika dan mobilitas social masyarakatnya.
Inti
permasalahan disini seperti yang dikemukakan oleh Manan
dalam Pelly (1994) adalah siapa yang harus mengambil keputusan.
Sebaiknya dalam system hubungan vertical keputusan dibuat oleh atasan (senior)
untuk semua orang. Tetapi dalam masyarakat yang
mementingkan kemandirian individual, maka keputusan
dibuat dan diarahkan kepada masing – masing individu.
Pola
orientasi nilai budaya yang hitam putih tersebut di atas merupakan pola yang
ideal untuk masing – masing pihak. Dalam kenyataannya terdapat nuansa atau
variasi antara kedua pola yang ekstrim
itu yang dapat disebut sebagai pola transisional.
8. PERUBAHAN KEBUDAYAAN
Pengertian
perubahan kebudayaan adalah suatu keadaan dalam masyarakat yang terjadi
karena ketidak sesuaian diantara unsur-unsur kebudayaan yang saling berbeda
sehingga tercapai keadaan yang tidak serasi fungsinya bagi kehidupan.
Contoh
:
· Masuknya
mekanisme pertanian mengakibatkan hilangnya beberapa jenis teknik pertanian
tradisional seperti teknik menumbuk padi dilesung diganti oleh teknik “Huller”
di pabrik penggilingan padi. Peranan buruh tani sebagai penumbuk padi jadi
kehilangan pekerjaan.
Semua
terjadi karena adanya salah satu atau beberapa unsur budaya yang tidak
berfungsi lagi, sehingga menimbulkan gangguan keseimbangan didalam masyarakat.
Perubahan dalam kebudayaan mencakup semua bagian yaitu : kesenian, ilmu pengetahuan,
teknologi dan filsafat bahkan perubahan dalam bentuk juga aturan-aturan
organisasi social. Perubahan kebudayaan akan berjalan terus-menerus
tergantung dari dinamika masyarakatnya.
Ada faktor-faktor
yang mendorong dan menghambat perubahan kebudayaan yaitu:
a. Mendorong
perubahan kebudayaan
Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi mudah berubah, terutama
unsur-unsur teknologi dan ekonomi ( kebudayaan material).
· Adanya
individu-individu yang mudah menerima unsure-unsur perubahan kebudayaan,
terutama generasi muda.
· Adanya
faktor adaptasi dengan lingkungan alam yang mudah berubah.
b. Menghambat
perubahan kebudayaan
· Adanya
unsur-unsur kebudayaan yang memiliki potensi sukar berubah
seperti
:adat istiadat dan keyakinan agama ( kebudayaan non material)
· Adanya
individu-individu yang sukar menerima unsure-unsur perubahan terutama generasi
tu yang kolot.
Ada juga
faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan :
a. Faktor
intern
Perubahan
Demografis
Perubahan
demografis disuatu daerah biasanya cenderung terus bertambah, akan
mengakibatkan terjadinya perubahan diberbagai sektor kehidupan, c/o: bidang
perekonomian, pertambahan penduduk akan mempengaruhi persedian kebutuhan
pangan, sandang, dan papan.
· Konflik
social
Konflik
social dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kebudayaan dalam suatu
masyarakat. c/o: konflik kepentingan antara kaum pendatang dengan penduduk
setempat didaerah transmigrasi, untuk mengatasinya pemerintah mengikutsertakan
penduduk setempat dalam program pembangunan bersama-sama para transmigran.
· Bencana
alam
Bencana
alam yang menimpa masyarakat dapat mempngaruhi perubahan c/o; bencana banjir,
longsor, letusan gunung berapi masyarkat akan dievakuasi dan dipindahkan
ketempat yang baru, disanalah mereka harus beradaptasi dengan kondisi
lingkungan dan budaya setempat sehingga terjadi proses asimilasi maupun
akulturasi.
· Perubahan
lingkungan alam
Perubahan
lingkungan ada beberapa faktor misalnya pendangkalan muara sungai yang
membentuk delta, rusaknya hutan karena erosi atau perubahan iklim sehingga
membentuk tegalan. Perubahan demikian dapat mengubah kebudayaan hal ini
disebabkan karena kebudayaan mempunyai daya adaptasi dengan lingkungan
setempat.
b. Faktor
ekstern
· Perdagangan
Indonesia terletak
pada jalur perdagangan Asia Timur denga India, Timur Tengah bahkan Eropa
Barat. Itulah sebabnya Indonesia sebagai persinggahan
pedagang-pedagang besar selain berdagang mereka juga memperkenalkan budaya
mereka pada masyarakat setempat sehingga terjadilah perubahan budaya dengan
percampuran budaya yang ada.
·
Penyebaran
agama
Masuknya
unsur-unsur agama Hindhu dari India atau budaya Arab bersamaan proses
penyebaran agama Hindhu dan Islam ke Indonesia demikian pula masuknya
unsur-unsur budaya barat melalui proses penyebaran agama Kristen dan
kolonialisme.
· Peperangan
Kedatangan
bangsa Barat ke Indonesia umumnya menimbulkan perlawanan keras dalam
bentuk peperangan, dalam suasana tersebut ikut masuk pula unsure-unsur budaya
bangsa asing ke Indonesia.
9. KAITAN MANUSIA DAN KEBUDAYAAN
Hubungan
manusia dengan kebudayaan adalah :
Manusia
sebagai perilaku kebudayaan. Kebudayaan merupakan objek yang dilaksanakan
manusia. Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal,
maksudnya bahwa walaupun keduanya berbeda tetapi keduanya merupakan satu
kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan tercipta maka
kebudayaan mengatur hidup manusia agar sesuai dengannya. Tmpak bahwa keduanya
akhirnya merupakan satu kesatuan.
Sumber
: